Jumat, 22 Januari 2010

Pembobolan ATM

Polda Bali Teliti Rekaman di CCTV ATM BCA
Jum'at, 22 Januari 2010 - 16:27 wib
text TEXT SIZE :
Share
(Foto: Koran SI)

DENPASAR - Polda Bali terus menyelidiki kasus pembobolan dana nasabah bank. Para penyidik kini tengah meneliti rekaman kamera CCTV di ATM Bank BCA yang diduga merekam gambar pelaku pembobolan rekening.

Rekaman tersebut diambil dari sebuah CCTV salah satu ATM di Kota Denpasar. Namun polisi tidak menyebut detail lokasi pengambilan gambar.

Menurut Kapolda Bali Irjen Pol Sutisna, dalam rekaman tersebut terdapat seorang yang dicurigai sebagi pelaku pembobolan rekening bank. Namun polisi kesulitan mengidentifikasi identitas sosok tersebut, karena orang yang dicurigai memakai helm saat masuk ke dalam ruang ATM.

Jajaran kepolisian, sambung Kapolda, saat ini juga tengah memeriksa tiga lokasi mesin ATM dari 14 lokasi yang dibobol.

Hingga kini Polda Bali belum memberikan keterangan resmi terkait kabar penangkapan seseorang yang diduga sebagai pelaku pembobolan rekening bank yang berinisial f. Pasalnya, upaya pelacakan pelaku dilakukan oleh tim Cyber Mabes Polri.(Rio Barlianto/RCTI/ful)

Sabtu, 16 Januari 2010

Jejak Sejarah Islam Blora di Museum Mahameru

MUSEUM Mahameru yang terletak di kompleks wisata Taman Tirtonadi Blora menyimpan banyak koleksi benda bersejarah peninggalan zaman kerajaan di Indonesia. Benda-benda itu hampir seluruhnya ditemukan di Blora. Dari sekian banyak koleksi yang tersimpan itu sebagian bernuansa islam. Itu ditunjukkan dengan terdapatkan huruf arab pada benda-benda tersebut. Selain itu, ada Alquran tulisan tangan, tafsir Alquran, dan kitab-kitab karangan ulama terdahulu. Hanya tidak diketahui dengan pasti kapan kitab-kitab itu dibuat. Kami perkirakan kitab itu dibuat sebelum Islam masuk di Blora,ujar Ketua Yayasan Mahameru, Gatot Pranoto.

Indikasinya, antara lain didapat dari keterangan sejumlah warga bahwa kitab yang kini disimpan di lemari kaca itu dibuat tahun 849 Hijriah (1428 Masehi) oleh ulama mesir.

Kitab tersebut bertuliskan tangan dengan tinta hitam. Bahan yang digunakan berupa kertas kuno. Kitab itu adalah Tafsir Jalalain, berisi tafsir Alquran surat Al Kahfi sampai Juz 29, ditulis Syeh As-Suyuti dari Mesir. Dari beberapa benda koleksi bernuansa islam di Museum Mahameru, terdapat Cupu (batu berongga) dari Desa Jiken, Kecamatan Jiken.

Ketua Yayasan Mahameru, Gatot Pranoto, menyebutkan, di dalam Cupu berisi medali atau bandul perunggu yang bertuliskan huruf arab. Konon ceritanya, Cupu tersebut peninggalan salah seorang pengikut Pangeran Diponegoro. Ketika perang melawan penjajah Belanda di tahun 1825-1830 Masehi, Pangeran Diponegoro membekali para pengikutnya dengan benda-benda yang mampu membangkitkan kepercayaan diri. Bisa jadi salah seorang pengikut Pangeran Diponegoro itu adalah orang Blora,tandasnya.

Sunan Pojok
Benda koleksi Museum Mahameru lainnya yang bernuansa islam adalah Kitab Ushul. Kitab itu terdiri atas tiga pokok bahasan yaitu Ilmu Tauhid karangan Ibnu Abbas Ahmad, tanya jawab tentang Ilmu Fiqih dan Tauhid, serta tentang Ummu Barohim dan Fathul Mubin karangan Imam Sanusi.

Dari tulisan di dalam kitab diketahui, pemilik kitab tulisan tangan itu adalah Muhammad Munasir, Desa Sukorame, Distrik Tunjungan, Blora. Ada juga kitab yang terdiri atas tiga pokok bahasan, yaitu Sayidina (masalah tanya jawab tentang ilmu islam), Maƃpornrifatul Imam wal Islam tentang ilmu Tauhid, dan Fiqih karangan Abbas Ahmad dan kitab Ushul tentang dasar-dasar ilmu Fiqih.

Selain itu, ada Alquran tulisan tangan dari Surat Al Baqarah sampai surat Ibrahim. Gatot Pranoto menyebutkan, benda-benda tersebut merupakan hibah dari sejumlah warga di Blora. Itu terkait erat dengan penyebaran agama Islam di Blora,tandasnya.

Sejumlah versi sejarah menyebutkan, Islam kali pertama di Blora disebarkan Sunan Pojok. Selain keturunan dari para walisongo, Sunan Pojok juga mempunyai hubungan kedekatan dengan budaya dan kesenian Yogyakarta. Sejarah itu pernah dikemukakan Kanjeng Raden Tumenggung H Harjono Nitidipuro yang datang bersama 14 orang abdi dalem dari Yogyakarta, khusus untuk menceritakan napak tilas sejarah Blora pada malam pengajian dalam rangka Haul Sunan Pojok tahun lalu.

Harjono Nitidipuro adalah salah seorang keturunan Sunan Pojok. Menurutnya Sunan Pojok sangat dekat dan setia pada Sultan Agung Hanyokrokusumo dari Mataram.

Semasa hidupnya dikenal dengan nama Pangeran Surabahu atau Syaikh Amirullah Abdulrahim, yang masih mempunyai hubungan darah dengan Sunan Muria, Sunan Kudus, Sunan Bonang, Sunan Ampel, dan Dewi Candrawati binti Arya Tejo Bupati Tuban, serta keturunan dari Sunan Ngudung yang berasal dari Jipang Panolan.

Tugas yang diemban Sunan Pojok pada masa kejayaan Sultan Agung Hanyokrokusumo (1613-1645) sangat berat. Yakni menghadapi VOC dan beberapa adipati seperti Tuban, Pati, Pasuruan, Surabaya yang masih mbalelo terhadap Sultan Mataram kala itu.

Sunan Pojok yang kala itu menjadi panglima perang, berhasil menuntaskan pekerjaannya dengan kemenangan yang diraih pada 20 November 1626. Usai menjalankan tugasnya, Sunan Pojok kembali ke Blora.

Sumber : Suara Merdeka

Jumat, 01 Januari 2010

KEHIDUPAN IN THE WORLD

Di kegelapan malam yang sunyi ini terdengar suara desiran ombak, gesekan angin di telingku, membuat semua bulu kudukku berdiri. Kuusahakan ketenangan dalam hatiku,dan akhirnya teraiah ketenangan itu. Ku rasakan ketenangan Jiwa yang sudah mulai merasuk di Jiwa-Ragaku, Terbentuklah suatu keklasikan dalam kegelapan malam, Keheningan malam, Kedamain hati yang nggak pernah saya rasakan sebelumnya walaupun setelah kejadian itu susah untuk mendapatkannya lagi.
Kerinduan sebuah kebahagian keluarga mulai tumbuh, ketika melihat kebahagia orang-orang disekitar "IRI" dengan Kebahgiaan itu, tapi semua hanya tinggal kenangan dan renungan dan berdoa semoga kebahagiaan itu bisa kembali walau dengan kehidupan yang baru, Allah yang menggariskan semua itu. Amiin....!!!!!
Kangen akan si kecil,alangkah bahagianya jika bisa bermain dengan si kecil imut dan lucu itu. Dengan bertambah Usiaku, berkurang Nyawaku telah di gariskanNya berkurang pula kebahagian yang dulu pernah hamba miliki. Diambil kebahagianku dengan Ayahku, Dikurangkanya kebahagiaan dengan Si Kecilku. Aku hanya bisa berdoa dan berdoa kepada Sang Khaliq. Hanya Dia yang bisa aku mohon. Kapankah Kebahagianku tiba lagi? Bisakah kembalikah keBahagianku?
Kenapa semua ini berjalan dengan bersamaan? Di tahun yang baru, Usia yang baru pula, semoga Kebahagiaanku mulai tumbuh lagi satu persatu. Hidupku mang sudah nggak ada kepastian arah dan tujuan selama ini. Mulia detik ini, nafas ini, aku harus berusaha untuk yang terbaik dari yang terbaik sebelumnya. Semua itu butuh perjuangan yang beitu berat untuk merealisasikannya. Percampuran waktu >< transisi memang paling menyulitkan. Masih banyak perjuangan-perjuangan yang harus saya hadapi satu demi satu. Semua kehidupan yang negatif, penuh dosa sudah hampir semua kulakukan dan mulai sekarang saya harus merubah semuanya "Insyallah". Manusia hanya bisa berusaha Allah yang menentukan sumuanya.
Seperti nggak ada gairah untuk hidup, hanya bisa merenung dan berharap. "Akbar baleklah ke ayah sayang....!" Akbar mau balek tapi dad faktor lain yang menyebabkan nggak bisa ikutnya si kecil.
Rasulullah saw. bersabda, "Menyesali kesalahan merupakan suatu tobat". (H.r. Bukhari dan Ahmad). Dzun Nuun al-Mishry pernah berkomentar, "Tobat kalangan awam adalah tobat dari dosa, dan tobat kaum Khawash adalah tobat dari kealpaan." Sedangkan Abdullah bin Alibin Muhammad at-Tamimi mengatakan, "Betapa besar perbedaan antara orang yang bertobat dari dosa, orang yang bertobat dari kealpaan, dan orang yang bertobat dari kesadaran akan perbuatan baiknya sendiri." Amiin....!!!!!
Dah dulu ya cuapppek... & ngantuuuk.... heheheheeeeeee.......